Ribuan buruh di Makassar turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi pada peringatan Hari Buruh Internasional, Minggu (1/5). Mereka berasal dari organisasi KSN Sulsel, FSPBI, GSBN, AMARA Indonesia, FORMAP, PRP Makassar, LBH Makassar, FMD Makassar, dan FPR Gowa yang tergabung dalam Front Oposisi Rakyat Indonesia (FORI) Sulawesi Selatan.
Aksi digelar di beberapa titik di Makassar, yakni di fly over, Kantor Pertamina, Pelabuhan, dan Bandara Internasio-nal Sultan Hasanuddin. Pada aksi yang dikenal dengan istilah May Day (karena hari buruh diperingati setiap 1 Mei tiap tahunnya) mereka menuntut agar outsourcing dihapuskan dan kesejahteraan kaum buruh diperhatikan.
Akibat dari aksi tersebut, sejumlah ruas jalan protokol, seperti Jalan AP Pettarani, Urip Sumoharjo, dan Perintis Kemerdekaan macet total. Kemacetan terjadi karena adanya unjuk rasa yang digelar di fly over (jembatan layang) oleh serikat buruh dari Makassar, Gowa, Maros, dan Pangkep. Sejumlah penumpang angkutan umum terpaksa berjalan kaki karena kendaraan yang ditumpanginya terjebak kemacetan. Polisi lalu lintas nampak terus berusaha mengurai kemacetan tersebut.
Muktar Guntur, dari FSPBI Makassar, mengatakan, rezim neo-liberal selalu mengabaikan tuntutan kaum buruh, yang ingin meraih hak-haknya untuk kehidupan yang layak. Sistem neo-liberalisme yang berkembang di kalangan kaum buruh seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi momok yang menakutkan bagi kaum buruh di seluruh Indonesia. Kebijakan PHK saat ini menjadi senjata ampuh para pemilik modal dan pengusaha untuk meredam kekuatan buruh. Baca Selengkapnya...
Aksi digelar di beberapa titik di Makassar, yakni di fly over, Kantor Pertamina, Pelabuhan, dan Bandara Internasio-nal Sultan Hasanuddin. Pada aksi yang dikenal dengan istilah May Day (karena hari buruh diperingati setiap 1 Mei tiap tahunnya) mereka menuntut agar outsourcing dihapuskan dan kesejahteraan kaum buruh diperhatikan.
Akibat dari aksi tersebut, sejumlah ruas jalan protokol, seperti Jalan AP Pettarani, Urip Sumoharjo, dan Perintis Kemerdekaan macet total. Kemacetan terjadi karena adanya unjuk rasa yang digelar di fly over (jembatan layang) oleh serikat buruh dari Makassar, Gowa, Maros, dan Pangkep. Sejumlah penumpang angkutan umum terpaksa berjalan kaki karena kendaraan yang ditumpanginya terjebak kemacetan. Polisi lalu lintas nampak terus berusaha mengurai kemacetan tersebut.
Muktar Guntur, dari FSPBI Makassar, mengatakan, rezim neo-liberal selalu mengabaikan tuntutan kaum buruh, yang ingin meraih hak-haknya untuk kehidupan yang layak. Sistem neo-liberalisme yang berkembang di kalangan kaum buruh seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi momok yang menakutkan bagi kaum buruh di seluruh Indonesia. Kebijakan PHK saat ini menjadi senjata ampuh para pemilik modal dan pengusaha untuk meredam kekuatan buruh. Baca Selengkapnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar